Senin, 02 Februari 2009 - Kisah Seorang Anak Kecil :

Seorang anak kecil berlari-larian sembari menyapa teman-temannya.
Riang gembira, berada di tengah keramaian.
Dia menikmati hari-harinya di tengah keramaian.
Dia merasa senang...
Berlari-lari dan bercanda-canda dengan teman-teman.

Suatu ketika...
Saat sang anak berhenti sejenak,
seseorang menghampirinya.
Dan bertanya, 'apakah kamu tidak lelah?'
sang anak hanya menggeleng-geleng.
Orang tersebut berkata, "aku..."

Namun, belum sempat diselesaikannya perkataan itu, sang anak kembali berlari.
Orang tersebut terdiam.
Ia tidak beranjak dari tempatnya berdiri.
Ia memperhatikan sang anak dari kejauhan.
Pandangannya tak lepas dari anak tersebut.
Seandainya sang anak dapat melihat tatapan orang itu pada saat itu...
sang anak akan melihat sorot mata penuh makna... yang tidak dapat ditebak oleh sang anak.

Ketika keramaian mulai berganti menjadi sunyi,
lagi-lagi orang tersebut menghampiri sang anak.
Tanpa banyak berkata-kata,
orang tersebut melepas sepatu dan kaos kaki sang anak yang masih tampak bagus.
Masih tampak bagus...,
tetapi warna tanah telah bercampur dengan warna sepatu dan kaos kaki itu,
sehingga warna aslinya pun tidak nampak dengan jelas.

'adududuuhh...' ringis si anak.

Di balik sepatu dan kaos kaki itu, terdapat luka yang menganga...
Tidak cukup lebar, tetapi sudah cukup menyakitkan.

Orang tersebut menatap sang anak, menggelengkan kepala beberapa kali, dan tetap diam.

Tak beberapa lama,
orang tersebut menggendong sang anak,
mengobati luka di kaki tersebut,
dan membalutnya dengan perban perlahan-lahan.

Orang itu pun buka suara dan bertanya, "kenapa sih seneng lari-larian, padahal ada luka seperti ini?"

"kok kamu tau ada luka di sini? kan ngga keliatan."

"udah ngga usah lari-lari lagi."

"lukanya ngga terasa sakit kok."

"ngga terasa, tapi lukanya semakin lama semakin parah. Lagipula... ngga mungkin ngga terasa, kan? Kamu tau kaki kamu luka. Tapi kamu juga tau semakin banyak kamu berdiam diri, luka itu akan semakin terasa sakit. Makanya, kamu pilih untuk tetep lari-larian. Tapi, mau sampe kapan kamu lari-lari terus tanpa mengobati luka ini?"

"...."

"Sekarang ada aku. Biar aku yang ngobatin. Kamu istirahat. Ngga usah lari-larian lagi. Aku temenin kamu."

"Tunggu bentar...mau pipis."

"mau sekalian kutemenin pipis?"

"ehh, ngga usah!"

saat anak kecil itu berbalik dari pandangan orang tersebut, dan berjalan menuju tempat pipis... airmata mengalir melintasi pipi sang anak.

Label: about the special one, inside, tales

|

MerryMey hugged the bear at 19.26

Senin, 02 Februari 2009 - Kisah Seorang Anak Kecil :

Seorang anak kecil berlari-larian sembari menyapa teman-temannya.
Riang gembira, berada di tengah keramaian.
Dia menikmati hari-harinya di tengah keramaian.
Dia merasa senang...
Berlari-lari dan bercanda-canda dengan teman-teman.

Suatu ketika...
Saat sang anak berhenti sejenak,
seseorang menghampirinya.
Dan bertanya, 'apakah kamu tidak lelah?'
sang anak hanya menggeleng-geleng.
Orang tersebut berkata, "aku..."

Namun, belum sempat diselesaikannya perkataan itu, sang anak kembali berlari.
Orang tersebut terdiam.
Ia tidak beranjak dari tempatnya berdiri.
Ia memperhatikan sang anak dari kejauhan.
Pandangannya tak lepas dari anak tersebut.
Seandainya sang anak dapat melihat tatapan orang itu pada saat itu...
sang anak akan melihat sorot mata penuh makna... yang tidak dapat ditebak oleh sang anak.

Ketika keramaian mulai berganti menjadi sunyi,
lagi-lagi orang tersebut menghampiri sang anak.
Tanpa banyak berkata-kata,
orang tersebut melepas sepatu dan kaos kaki sang anak yang masih tampak bagus.
Masih tampak bagus...,
tetapi warna tanah telah bercampur dengan warna sepatu dan kaos kaki itu,
sehingga warna aslinya pun tidak nampak dengan jelas.

'adududuuhh...' ringis si anak.

Di balik sepatu dan kaos kaki itu, terdapat luka yang menganga...
Tidak cukup lebar, tetapi sudah cukup menyakitkan.

Orang tersebut menatap sang anak, menggelengkan kepala beberapa kali, dan tetap diam.

Tak beberapa lama,
orang tersebut menggendong sang anak,
mengobati luka di kaki tersebut,
dan membalutnya dengan perban perlahan-lahan.

Orang itu pun buka suara dan bertanya, "kenapa sih seneng lari-larian, padahal ada luka seperti ini?"

"kok kamu tau ada luka di sini? kan ngga keliatan."

"udah ngga usah lari-lari lagi."

"lukanya ngga terasa sakit kok."

"ngga terasa, tapi lukanya semakin lama semakin parah. Lagipula... ngga mungkin ngga terasa, kan? Kamu tau kaki kamu luka. Tapi kamu juga tau semakin banyak kamu berdiam diri, luka itu akan semakin terasa sakit. Makanya, kamu pilih untuk tetep lari-larian. Tapi, mau sampe kapan kamu lari-lari terus tanpa mengobati luka ini?"

"...."

"Sekarang ada aku. Biar aku yang ngobatin. Kamu istirahat. Ngga usah lari-larian lagi. Aku temenin kamu."

"Tunggu bentar...mau pipis."

"mau sekalian kutemenin pipis?"

"ehh, ngga usah!"

saat anak kecil itu berbalik dari pandangan orang tersebut, dan berjalan menuju tempat pipis... airmata mengalir melintasi pipi sang anak.

Label: about the special one, inside, tales

|

MerryMey hugged the bear at 19.26